• slide 1

    Dedi Padiku 1

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 2

    Dedi Padiku 2

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 3

    Dedi Padiku 3

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 4

    Dedi Padiku 4

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 5

    Dedi Padiku 5

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 6

    Dedi Padiku 6

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide nav 1

    Dedi Padiku 1

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 2

    Dedi Padiku 2

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 3

    Dedi Padiku 3

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 4

    Dedi Padiku 4

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 5

    Dedi Padiku 5

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 6

    Dedi Padiku 6

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...

Obsesi Kompulsif

Diposting oleh Dedi Padiku
hai semua selamat tahun baru 2010 ya. tak terasa sudah dua tahun aku di jakarta, yahhh...... seperti biasanya tak ada perubahan yang berarti, terkadang aku mulai merasa tak berdaya, jenuh dan pasrah.  tak sedikit orang yang menertawakn aku, jika kuceritakan tentang mimpi dan cita-citaku.memang kadang untuk berhasil kita harus membuktikan kepada mereka bahwa tak selamanya pandangan mereka salah terhadap kita.

aku sering memperhatikan remaja2 jakarta yang seharian mengamen, membanting tulang, para pengemis berhamburan hampir di setiap sudut lampu merah. dan itu semakin mempengaruhiku untuk menilai situasi secara realistis.

namun sesungguhnya sikap realistis sangat berbahaya. seakan membawa kita menjadi pesimis yang akan menghambat harapan kita. sekarang setiap kali suwanda menelponku dari bali, untuk mengingatkan kembali tentang tujuan utama kita kejakarta, aku hanya terpaku diam seribu bahasa. menghitung hari yang tak pernah berhenti untuk bekerja dan menabung.

aku paham bahwa tabunganku itu tak akan cukup untuk mewujutkan mimpiku. bagiku harapan itu seperti seperti pungguk merindukan bulan, seperti kodok yang ingin dicium sang putri agar berubah menjadi seorang pangeran.

mimpi-mimpi itu hanyalah muslihat untuk menipu tubuh yang kelelahan agar tetap semangat membanting tulang. aku tak lebih dari seorang yang menggadaikan seluruh kesenangan masa muda pada kehidupan jakarta yang keras. hidup tanpa pilihan dan terombang-ambing kesana-kemari, yang pada akhirnya lambat laun akan berakhir dan mati tanpa menjadi siap-siapa.

seperti kata orang  ceritakan mimpimu dan tuhan akan tertawa.

kini aku telah menjadi orang yang paling pesimis.

0 komentar :

Posting Komentar

 
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon More
powered by Blogger Dedi Padiku