naskah mengejar mimpi bab: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tentang penulis
Seiring berkembangnya dunia penerbitan dan lahirnya penulis-penulis baru, telah banyak mendorong minat dan keinginan masyarakat untuk menjadi seorang penulis, belum lagi ditambah meledaknya buku laskar pelangi.
Namun dari sekian orang yang bercita-cita menjadi penulis, sangat jarang ada orang yang benar-bernar akan memperjuangkan cita-citanya, apa lagi harus berani mengorbankan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
dedi bukan orang yang berasal dari ligkungan sastra, dan lebih parah lagi, dedi tak pernah menulis sepotong pun cerpen,
Namun dedi padiku, adalah orang yang sangat menakjubkan, hanya berbekal kemauan keras untuk menjadi penulis, ia bisa langsung menulis sebuah buku.
Bagaimana semua itu bisa terjadi?, apakah dedi orang yang super cerdas?, atau mungkin ia lulusan univsitas terkenal?. Jawabannya tidak sama sekali, ia bukan orang yang super cerdas dengan IQ yang mendekati jenius.
Dan bukan juga orang yang memiliki prestasi akademis, dedi hanyalah lulusan smk negri 3 gorontalo, bidang keahlian otomotif yang sangat jauh dari lingkungan sastra.
Tetapi yang membuat ia bisa menulis lebih karena dedi mempunyai minat, keinginan, dan kemauan yang keras untuk mewujutkan mimpi dan cita-citanya.
Penulis novel dan skenario filem terkenal zara zettira zr mengatakan, “you’v got the passion, nyala api cita-cita dedi besar sekali, membaca tulisan dedi sampai mata berkaca-kaca, yang tadinya lagi capek, lelah, sakit mendadak jadi semangat lagi.Minat, antusiasme adalah faktor yang melatar belakangi setiap keberhasilan dalam bidang apapun termasuk menjadi seorang penulis. Ilmuwan fisika terkemuka Dr. Edward teller mengatakan “untuk menjadi seorang ilmuwan kita tidak membutuhkan otak yang dapat berpikir cepat, atau daya ingat yang menakjubkan, tetapi kita hanya membutuhkan minat dan kemauan yang kuat”.
“Its amazing how a story, a book, a writing can be a big inspiration to other. And forever remember in my heart. Suatu hari nanti aku mungkin akan ketoko buku dan menemukan buku karya dedi di toko buku”.
Jika dulu para ilmuan ruang angkasa tidak mempunyai minat dan kemamuan untuk menaklukan ruang angkasa, mungkin sampai saat ini kita tidak akan pernah tahu tentang keadaan planet kita ini.
Pernahkan kita harus pergi kesuatu tempat, untuk bertemu dengan orang yang tidak kita inginkan sama sekali, pasti tidak bisa dipungkiri betapa beratnya kaki kita untuk melangkah.
Dan sebaliknya jika kita akan melangkah pergi bertemu dengan seseorang yang sangat kita inginkan, tak perlu dijelaskan lagi perasaan kita saat itu, kaki kita melangkah dengan penuh keyakinan, segala rintangan akan dengan mudah kita lewati.
Dalam bukunya mengejar mimpi, dedi akan membawa kita untuk lebih memahami jauh kedalam lubuk hati kita, betapa mimpi dan cita-cita akan membuat kita benar-benar tergerak, membuat kita lebih optimis dalam menghadapi kehidupan ini.
Dan kita akan mendapati bahwa selama ini sebagian besar manusia tak terkecuali diri kita sendiri, menghidap penyakit mental selalu mencela diri, rendah diri, merasa imferior, sehingga menghabat kita untuk berkembang berani keluar dari cangkang untuk melakukan hal-hal besar yang kita anggap tidak bisa kita lakukan, padahal kita ingin sekali melakukannya.
Lebih dari itu, membaca buku mengejar mimpi akan mengubah cara pandang kita tentang nasib. Kecakapan inteligensi dan prestasi akademis bukanlah satu-satunya jaminan keberhasilan dewasa ini.
David J. Schwartz Ph.D, mengatakan dalam bukunya the magic of thingking Big “pikiran yang memandu inteligensi anda jauh lebih penting dari pada berapa banyak inteligensi yang mungkin anda punyai”.
Ilmuan besar Einstein pernah ditanya ada berapa kaki (sekitar 30 cm) dalam satu mil. Einstein menjawab “saya tidak tahu. Mengapa saya harus mengisi otak saya dengan fakta-fakta yang dapat saya temukan dalam waktu dua menit di dalam buku acuan yang standar”.
Einstein mengajarkan kita suatu pelajaran yang sangat besar. Ia merasa bahwa lebih penting menggunakan otak kita untuk berfikir dari pada menggunakannya sebagai gudang fakta.
David J. Schwartz Ph.D menulis juga dalam bukunya the magic of thingking Big. Suatu kali Henry Ford terlibat dalam perkara pencemaran nama dengan Chicago Tribune. Tribune menyebut Ford Ignoramus yaitu orang yang tidak tahu apa-apa. Dan ford orang yang terhormat berkata “buktikan”.
Tribune mengajukan pertanyaan sederhana seperti “siapa Benedict Arnold ?”. “kapan perang revolusioner pecah ?” dan lain-lain, yang kebanyakan tidak dapat dijawab oleh Ford yang kurang mendapat pendidikan formal.
Akhirnya ford menjadi sangat jengkel dan berkata “saya tidak tahu jawabannya, tapi dalam waktu lima menit saya bisa mendapatkan orang yang dapat menjawabnya”.
Henry Ford tidak pernah tertarik untuk memenuhi pikirannya dengan informasi. Ia tahu bahwa kemampuan untuk mengetahui cara mendapatkan informasi lebih penting daripada menggunakan fikiran sebagai garasi untuk fakta.
Berapakah harga seorang manusia yang mampu menghafal sebanyak mungkin fakta ?. David J. Schwartz Ph.D pernah menghabiskan malam yang sangat menarik bersama temannya yang menjabat sebagai Direktur sebuah perusahaan manufacturing yang berkembang pesat. Kebetulan pesawat TV sedang menyiarkan salah satu acara kuis yang paling populer. Orang yang ditanyai dalam acara kuis itu sudah tampil dalam selama beberapa minggu. Ia dapat menjawab segala macam persoalan, banyak yang tampaknya tidak masuk akal dan sangat sulit dijawab.
Sesudah ia menjawab pertanyaan yang sangat aneh, sesuatu mengenai sebuah gunung di argentina. Direktur itu memandang kearah David J. Schwartz Ph.D dan berkata “berapa banyak menurut anda saya akan membayar orang muda itu seandainya ia bekerja untuk saya?”.
“berapa” tanya David J. Schwartz Ph.D.
“tidak lebih dari £ 100 – bukan perminggu, bukan perbulan melainkan seumur hidupnya. Saya sudah menilainya. Anak muda itu tidak dapat berfikir, ia hanya dapat menghafal, ia hanya ensiklopedi berjalan, dan saya kira dengan £ 100 saya dapat membeli satu set ensiklopedi yang bagus.
“yang saya inginkan disekeliling saya”, lanjutnya, “adalah orang yang dapat memecahkan masalah, yang dapat memikirkan gagasan. Orang dapat bermimpi dan kemudian mengembangkan mimpi tersebut kedalam aplikasi praktis. Dan manusia gagasan dapat menghasilkan uang, manusia fakta tidak dapat”.
0 komentar :
Posting Komentar