• slide 1

    Dedi Padiku 1

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 2

    Dedi Padiku 2

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 3

    Dedi Padiku 3

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 4

    Dedi Padiku 4

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 5

    Dedi Padiku 5

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide 6

    Dedi Padiku 6

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum....

  • slide nav 1

    Dedi Padiku 1

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 2

    Dedi Padiku 2

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 3

    Dedi Padiku 3

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 4

    Dedi Padiku 4

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 5

    Dedi Padiku 5

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...
  • slide nav 6

    Dedi Padiku 6

    Foto ini saat pertamakalinya saya tampil di depan umum ...

bab 4: motor balap

Diposting oleh Dedi Padiku
naskah mengejar mimpi bab: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Didalam mobil angkot menuju terminal kota aku terus memikirkan kejadian tadi. Aku terus memikirkan wanita itu. Kadang aku bertanya dalam hati apakah dia juga sedang memikirkan aku. Atau mungkin sekarang ia lagi membayangkan aku sedang duduk makan bersamanya. Ah tidak mungkin, aku harus membuang jauh-jauh perasaan ini. lagi pula aku tak termasuk sedikitpun dalam tipe pria yang pantas untuknya. Anggap saja tadi itu adalah mimpi indah untukku. Mimpi yang tidak mungkin menjadi kenyataan.


Suara sopir membuyarkan lamunanku, ternyata mobil sudah dari tadi sampai diterminal. Aku bergegas membayar dan langsung ketoilet umum untuk mengganti seragam sekolahku. Setelah itu mengisi perutku yang sudah lapar, kemudian menunggu pamanku menggantinya menjadi sopir sampai pukul sepuluh malam, kadang lebih jika masih ada penumpang.
Sejam lebih mobil pamanku belum juga kelihatan. Mungkin ia tak mengira kalau aku pulang secepat ini. Karna biasanya aku pulang sekolah pukul dua siang, sedangkan sekarang baru pukul satu. Jadi aku masih punya waktu satu jam lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk mengelilingi pasar sentral sekedar meliha-lihat. Aku naik ke lantai dua. Meskipun belum jam pulang sekolah aku sering menemukan para siswa dan siswi disini. Karena disini adalah terminal pusat, tempat berkumpulnya mobil angkot kesegala arah. Jadi para siswa yang bolos sekolah lebih suka berada ditempat ini. Selain ramai tempat ini juga menjadi tempat bertemunya siswa siswi dari seluruh sekolah bergengsi digorontalo.
Memang kalau dilihat tempatnya cukup strategis yaitu berada dipusat kota. Sering juga terjadi tauran antar sekolah. Dan yang sering melakukan keonaran adalah sekolahku. Mungkin ini disebabkan jumlah siswa laki-lakinya lebih banyak dari sekolah manapun yaitu seribu lima ratus lebih dari total seribu enam ratus jumlah muridnya. Dan ditambah lagi jurusan bidang keahlian yang menuntut kekuatan fisik seperti jurusan yang aku ambil sekarang yaitu teknik mesin bidang keahlian otomotif. Dan masih banyak lagi jurusan lainnya.
Selain jumlah siswa laki-laki terbanyak, yang membuat sekolah lain takut adalah kakak-kakak kelas kami selalu menanamkan kepada kami rasa persatuan dan persaudaraan yang sangat kuat. Sehingga terciptalah slogan yang selalu terpatri dibenak kami yaitu jika salah satu saudara kami entah dia kelas satu atau kelas berapapun jika disakiti oleh sekolah lain, maka kami semua akan merasakan sakit.
Sebenarnya ini tak lain disebabkan oleh semacam mempertaruhkan nama baik sekolah. Dan sekolahku ini sejak dari dulu turun temurun menjadi tradisi adalah sekolah yang selalu menyandang nama sekolah pembuat onar. Herannya karena status itu banyak yang mengantri ingin masuk kesekolahku itu. Rupanya mereka bangga sekali apabila berjalan menggunakan atribut smk 3, bahkan ada beberapa teman sekampung denganku yaitu isron dan ismet selalu membawa kemeja praktek meskipun ada hari-hari yang tak masuk ketempat praktek. Lagi pula kita masih kelas satu, yang masih lebih banyak mendapatkan teori daripada praktek.
Dan apa bila aku tanyakan tentang kemeja praktek itu kenapa selalu dibawa, isron akan berdalih dengan sangat meyakinkan membela diri. Wajahnya bersungguh-sungguh menjelaskan kepadaku.
”mari kujelaskan kepadamu, kemeja praktek ini bukan hanya melindungi kita saat praktek di benkel sekolah kawanku, tapi berfungsi juga menahan panas matahari yang membakar kulit. Pahamkah kau kawanku”. Kata isron dengan mantap. ”pantasan kau tampak lebih putih”. Sambung ismet terang-terangan mencela dia. Aku hampir tak bisa menahan tawa mendengar itu. Sebab pada kenyataannya kulit isron masih saja tetap hitam. Terpaksa isron menelan saja kritikan pahit itu. Ia tak sempat berpikir kalau kata-katanya itu akan membuat ia tersudut. Sebab saat itu ia lagi menggodaku dengan mengatakan kalau iyen banyak mendapat surat cinta dari kakak-kakak kelas kami.
Jika melihat kecantikan iyen wajar saja ia akan menjadi rebutan disekolah. Dan bukan hanya disekolah bahkan saat berada diterminal ini semua mata pasti akan memandangnya. Tak jarang banyak pria yang berusaha mendapat simpatinya. Atau setidaknya para pria itu bangga jika berada disamping iyen diperhatikan banyak orang. Tak terkecuali dua sahabatku ini. Isron dan ismet.
Mendengar cerita isron hatiku merasakan sesuatu yang aneh. Aku sendiri tak tahu, aku tak bisa memastikan perasaan ini cemburu atau bangga karena wanita yang menjadi primadona itu pernah mengatakan sesuatu kepadaku, kata-kata itu masih menggema dalam dadaku saat aku mendengar namanya.”selama kita tidak mencoba untuk saling dekat sampai kapanpun kita akan saling menjauh”. Demikianlah kata-katanya saat bersamaku dibelakang sekolah menghadap kelapangan luas waktu itu.
Aku yakin saat iyen mengatakan itu kepadaku, ia sangat bersungguh-sungguh, itu bisa kulihat dari wajahnya yang polos, dari cara ia menatapku, matanya memancarkan kejujuran. Dan dari sejak awal pertama kali aku mendapat hukuman dalam acara masa orientasi siswa baru, terang-terangan ia tak menghindariku. Saat semua orang tak mau menolongku, saat semua orang menutup mata dan telinganya tak mau mendengar permohonanku. Dan tampak dinyana dalam keputusasaanku ia datang dengan sejuta ketulusan bagaikan setetes air dipadang pasir ia telah menyelamatkanku dengan mengorbankan dirinya.

OOO

Pagi yang indah. Setelah turun dari mobil angkot aku langsung menghambur menuju kantin di seberang jalan depan sekolahku. Didalamnya nampak sangat meriah. Hari ini aan sedang merayakan kemenangannya atas taruhan balap motor. Memang kalau melihat motornya semua orang akan kagum. Yaitu motor yang dimodipikasi habis-habisan dengan mengeluarkan uang yang tak sedikit. Bahkan ada yang menelan dana melebihi harga motor barunya. Anehnya modipikasi itu tak lain melepas seluruh bodi bahkan lampu-lampu dan seluruh yang menghambat motor itu untuk melesat cepat.
Diluar kantin puluhan murid nampak terkagum-kagum melihat motor yamaha f1zr keluaran terbaru milik aan. Namun jika melihatnya orang tak menyangka kalau motor itu keluaran terbaru. Sebab semua yang menempel dibadannya dihilangkan bahkan tangki bahan bakar digantikan dengan pipa berdiameter sekitar sepuluh centi meter panjang tiga puluh centi meter, sadel tempat duduk di comot digantikan dengan papan yang sangat tipis.
Sempat kubayangkan pasti sangat menderita jika mengendarai motor itu. Sedangkan bagian mesinnya yaitu kipas dan penutup samping mesin di keluarkan dari tempatnya. Sehingga ada bagian mesin yang berputar tak lagi dilindungi pengaman. Dan satu lagi yang membuat aku tak habis pikir yaitu seluruh rangka motor itu dilubangi dengan tujuan agar motor itu menjadi ringan.
Kuamati motor itu lebih dekat berusaha mencari apa yang membuat orang terkagum-kagum melihatnya. Menurutku motor itu tak lebih dari rangka baja ditempeli mesin dengan dua buah roda dan kabel-kabel yang semeraut disana sini. Tapi bagi mereka pecinta modifikasi dan balap liar, itu adalah hasil karya yang sangat spektakuler atau sebagai karya seni yang mengesankan kerja keras untuk menjadikan sesuatu yang jarang ada dan sangat langka. Dan semakin aneh hasil karya berarti semakin besar gengsinya. Begitulah ide-ide yang lahir dari orang-orang yang menjunjung tinggi asas pergaulan, orang-orang yang merasa bangga jika ada yang memandang takjub kepadanya.
Aan keluar dari dalam kantin, menghidupkan motornya. Brrrooomm…….brrooomm………brrroooommm……..suara kanalpotnya lebih nyaring dari motor biasanya. Ia masih menrik-narik gas motornya seenaknya. Wajahnya memancarkan rasa bangga seolah mengatakan ini adalah motor yang hebat dan barusan memenangkan taruhan. Puluhan mata memandangnya jengkel karna terganggu dengan suara bising kanalpot motornya yang telah dibelah untuk dikeluarkan peredam suaranya.
Ia semakin sumringah mendapat perhatian seluruh siswa yang berada disitu. Aku tahu siasat tengiknya aan, pasti ia ingin mendapat simpati sigadis cantik primadona sekolah kami iyen. Kebetulan iyen ada disitu bersama temannya alun. Namun meskipun aan mengeluarkan segala daya pesonanya secara habis-habisan iyen tak sedikitpun meliriknya. Bukannya surut aan malah semakin gila memamerkan keahliannya mengendarai motor yaitu dengan mengangkat ban depan motor dan langsung melesat melaju bolak balik di jalan depan sekolah.
Kadang Setelah beberapa putaran hilir mudik pasang aksi berhenti didepan kami. Dengan wajah sok sibuk bak seorang yang telah menguasai otomotif mengotakatik mesin motornya. Brrrooommm………brrrrooommm……brrrooommm…….suara bising kembali terdengar. Ia pikir dengan bersikap seperti pak toibin guru otomotif kami yang terkenal itu akan mendapat simpati iyen. Menyadari cara itu tak mempan maka ia dengan percaya diri mengambil cara yang paling extrim yaitu mendekati iyen yang lagi berbicara dengan temannya.
”iyen…aku mencintaimu, maukah kau menjadi pacarku. Aku akan menjemput dan mengantarmu pulang sekolah setiap hari. Bagaimana menurutmu”. Iyen memandangnya serius rupanya ia sedang mempertimbangkannya.
”sungguh menarik sekali tawaranmu, engkau pria yang berani, aku merasa tersanjung”. Aan kegirangan matanya berbinar-binar. Iyen berpikir serius.
”sangat sulit bagiku menolak tawaran baikmu ini”. Aan melambung. Iyen menarik nafas dalam-dalam. Aan menunggu dengan tegang seperti terdakwa menunggu ketukan palu sang hakim.
”tapi”. Aan tercekat. Iyen memandang motor yang berada dilluar.
”begini saja, akan kupikirkan lagi niat yang menjanjikan itu setelah kau mengganti sadel dan kanalpot motormu itu”. Aan nyaris pingsan ditempat, wajahnya pucat. Iyen pergi meninggalkannya yang masih mematung.
Aan tak sanggup menerima penolakan ini. Dalam sejarah cintanya tak pernah ditolak mentah-mentah seperti ini. Maka ia menumpahkan kekesalanya dengan memacu sepeda motornya meninggalkan kantin itu. Saat menikung di ujung jalan hampir saja ia terjatuh karna melaju tampa perhitungan.

OOO

bersambung

5 komentar :

  1. Anonim mengatakan... :

    tes id

Posting Komentar

 
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon More
powered by Blogger Dedi Padiku